Thursday, April 23, 2009

Pemilu menyisakan kepahitan



Perhelatan itu baru saja usai, bahagia mungkin, bagi mereka yang kuota pemilihnya dinyatakan memenuhi untuk duduk sebagai wakil rakyat, atau justru pusing karena terus menerus didatangi para pendukung yang "ngompas" karena merasa telah memberikan dukungan, atau dengan dalih meminta syukuran dari sang calon anggota dewan. bagi sebagian kalangan, pemilu kali ini juga menyisakan duka. sebut saja mereka para calon yang nggak jadi, sudah pasti pusing setengah hidup mikir tenaga dan harta yang lenyap sia-sia, belum lagi pendukung dan simpatisan yang ikutan mikir kalo jagonya nggak jadi.bukan karena ikut menanggung kesedihan si jago, tapi susah mendengar cemooh dari pendukung lain yang jagonya lolos. apalagi, kebiasaan meneruskan tradisi saling ejek dengan gontok-gontokan fisik, dan berakhir "perang dingin" sesama saudara. hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata,karena biasanya sampe jangka 5 tahun ke depan, "perang dingin" itu masih terus berlanjut. efeknya tatanan masyarakat menjadi tidak dinamis, kekeluargaan tak lagi ada, kerukunan antar warga mulai menyurut.


Di beberapa daerah pemilu berefek pada ketegangan antar warga dan antar pendukung salah satu partai/caleg lantaran ketidak beresan pelaksanaan pemilu. kerusuhan berujung pengrusakan pada fasilitas umum. tak hanya di satu daerah peristiwa semacam ini terjadi. beberapa orang kehilangan tempat tinggalnya hanya karena dituduh oleh si empunya tanah kalau mereka tidak memilih seperti yang diperintahkan.
di jawa barat caleg dari salah satu partai yang nggak jadi gantung diri. jawabannya adalah karena frustasi lantaran ketidakjadiannya.


Di klaten seorang ketua PPK meninggal gara-gara kecapekan setelah melakukan penghitungan suara plus tetek mbengeknya hingga pukul setengah lima pagi. ini menambah catatan kelam pemilu kali ini. betapa sedihnya keluarga yang ditinggalkan.semoga saja kepergiannya dicatat sebahgai gugur dalam menjalankan tugas negara, yang insyaAllah masuk surga.

Itu hanya sekelumit fenomena memprihatinkan dari perhelatan akbar bernama “pemilu legislative” yang baru saja kita laksanakan. Masih banyak, bahkan tak terhitung. Ironis memang, sebuah proses yang mengatasnamakan demokrasi ini berefek pada hal yang tidak sepatutnya terjadi.

Kalau ingat kata-kata ”lima menit untuk lima tahun ke depan” yang sering didendangkan pra pelaksanaan pemilu, bagi saya itu terlalu mendramatisir. Coba aja tengok, berapa banyak warga kita yang memilih hanya karena motivasi mendapatkan imbalan, berapa banyak calon legislatif yang mendadak kedermawanananya meningkat drastis hanya karena tujuan pribadinya tercapai? Tak terhitung, bahkan mungkin sebagian besar pemilih kita dan calon legislatif kita seperti itu. Apa yang mau diharapkan dari proses demokrasi yang dikotori oleh hal semacam ini?

Bila kita runut ke depan, hasil yang didapatkan dari sebuah proses semacam ini tidak lain hanyalah sesuatu yang semu.

Para anggota legislatif yang pada akhirnya terpilih ujung-ununngnya hanya akan mementingkan dirinya sendiri daripada sekian banyak jari yang mencontrengnya, apa lagi mereka yang tidak mencontreng dirinya. Motivasinya jelas. Mereka akan mati-matian mengembalikan modal yang telah begitu besar mereka hamburkan untuk sebuah kursi di legislatif. Pada akhirnya, apapun yang dilakukannya di posisinya selalu berorientasi pada kepentingan pribadinya.

Begitu juga yang erjadi pada para pemilih. Mereka tak lagi memikirkan apa yang dilakukan oleh jagonya yang kebetulan berhasil menduduki kursi, toh mereka sudah medapatkan imbalan di awal. Apalagi yang ternyata jagonya kalah. Sedikit sekali yang bisa diharapkan dari kumpulan orang yang kata iwan fals ”orang yang duduk sambil diskusi” .

Bila proses ini terus berjalan tanpa adanya pendidikan politik yang bermoral, serta penegakan hukum yang jelas dari sang pemegang kebijakan, kita tak akan bisa berharap banyak dari proses yang bernama ”pemilu” yang konon Luber dan Jurdil ini. Entah...



Rabu petang, 22 april 2009

0 komentar:

Post a Comment

Makasih atas kesediaannya mengisi komen yaa...